FISIKA SEPAKBOLA
Yohanes
Surya
Universitas Pelita Harapan
Universitas Pelita Harapan
Diterbitkan di Harian TEMPO (8 Juni
2002)
Goooo ....llll Suara teriakan
histeris terdengar di menit ke 30 pertandingan pertama Piala Dunia 2002 di
Seoul antara Senegal dan Perancis. Pape Bouba Diop pemain depan Senegal secara
mengagumkan dapat memanfaatkan umpan dari El Hadji Diouf. Bola yang datang
begitu cepat, disonteknya sehingga penjaga gawang Perancis, Fabien Barthez
tidak mampu menahan bola tersebut dan terjadilah gol pertama dalam Piala Dunia
ini (Gb.1)
Saat Diop menciptakan gol ini,
mungkin ia tidak berpikir tentang fisika. Namun apa yang dia lakukan erat
sekali hubungannya dengan fisika. Sebut saja ketika Diop menendang bola ke gawang, ia harus
mengarahkan bola dengan kecepatan dan sudut elevasi tertentu. Kecepatan dan
sudut elevasi yang terlalu besar, menyebabkan gravitasi bumi tidak mempunyai
cukup waktu untuk membawa bola turun sehingga bola akan melewati mistar.
Sebaliknya jika sudut elevasi dan kecepatan terlalu kecil, gravitasi bumi akan
membuat bola jatuh di depan gawang. Seorang pemain sepakbola profesional adalah
seperti seorang ahli fisika, ia harus mampu mengukur dengan tepat berapa besar
gaya yang harus diberikan dan kemana arah bola harus ditendang agar bola dapat
masuk gawang dengan cukup keras dan akurat.
Sepakbola adalah permainan fisika. Dengan mengerti fisika kita bisa lebih
menikmati permainan sepakbola, kita dapat mengerti dan tahu mengapa gerakan
bola berbentuk parabola, bagaimana terjadinya tendangan pisang, mengapa penjaga
gawang sulit menahan tendangan pinalti, bagaimana orang menyundul bola dengan
lebih efektif dan masih banyak lagi. Seorang pemain profesional yang
diperlengkapi dengan ilmu fisika akan dapat memperbaiki skill dan kemampuannya.
Gerakan Parabola
Pelajar SMP dan SMU tahu betul tentang gerakan parabola ini. Ketika bola
ditendang dengan suatu sudut elevasi tertentu, bola akan bergerak melengkung
seperti sebuah parabola. Gerakan ini disebabkan karena adanya gravitasi bumi.
Tanpa gravitasi bumi gerakan bola akan lurus ke atas (Gb. 2a). Gravitasi bumi
menarik bola ke bawah sehingga kecepatan vertikalnya makin berkurang dan
berkurang. Ketika mencapai titik tertinggi kecepatan vertikalnya nol.
Selanjutnya gravitasi akan membuat bola bergerak ke bawah dipercepat (Gb. 2b).
Bentuk parabola, tergantung pada kecepatan dan sudut elevasi yang
diberikan. Untuk menendang bola sejauh mungkin, pemain sepakbola harus
menendang bola dengan sudut elevasi 450.
Tendangan Pisang
Tahun 70-an Pele terkenal dengan tendangan pisangnya. Tahun 1998 gantian
Roberto Carlos dipuja-puja karena tendangan pisangnya. Kini para penonton
sedang menunggu-nunggu bagaimana David Beckham mengecoh para penjaga gawang
dengan tendangan pisangnya yang sangat terkenal itu.
Kita tentu masih ingat gol manis David Beckham yang meloloskan Inggris ke
piala dunia. Saat itu Beckham mengambil eksekusi tendangan bebas yang dilakukan
sekitar 30 meter didepan gawang. Didepan dia berdiri pasukan Yunani membentuk
pagar betis. Dengan tenang Beckham menendang bola, dan bola bergerak dengan
kecepatan sekitar 128 km/jam, melambung sekitar 1 meter melewati kepala para
pagar betis itu dan secara tiba-tiba bola membelok serta masuk ke gawang Yunani
(Gb.3). Tepukan menggemuruh menyambut gol yang sangat spektakular ini.
Bagaimana David Beckham melakukan ini?
Seorang pengamat sepakbola Keith Hanna mengatakan bahwa Beckham melakukan
ini karena otaknya yang jenius dapat memproses perhitungan fisika yang kompleks
secara cepat sekali, "The man can carry out a multi-variable physics
calculation in his head to compute the exact kick trajectory required, and then
execute it perfectly, That is why the man is a football physics genius".
Peneliti lain dari Universitas Sheffield, Inggris mengatakan hal yang sama:
"... Beckham was applying some very sophisticated physics," Tendangan
melengkung atau tendangan pisang yang dilakukan oleh David Beckham sudah sejak
lama menjadi perhatian para peneliti. Bahkan hingga kinipun peneliti dari
Jepang dan Inggris masih terus menganalisa tendangan aneh ini. Gustav Magnus
tahun 1852 pernah meneliti kasus sebuah bola yang bergerak sambil berputar.
Anggap suatu bergerak sambil berputar (spin). Gerakan bola menyebabkan adanya
aliran udara disekitar bola. Anggap sumbu putaran bola tegak lurus arah aliran
udara (Gb. 4). Akibat adanya rotasi bola, maka aliran udara pada sisi bola yang
bergerak searah dengan arah aliran udara (A) relatif lebih cepat dibandingkan
aliran udara pada sisi bola yang bergerak berlawanan arah dengan aliran udara
(B). Menurut Bernoulli semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya.
Akibatnya tekanan di B lebih besar dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan
ini akan menimbulkan gaya yang menekan bola untuk membelok ke arah BA.
Membeloknya bola ini akibat adanya perbedaan tekanan ini sering disebut efek
magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
Efek magnus maksimum jika sumbu putar bola tegak lurus dengan arah aliran
udara. Efek ini mengecil ketika arah sumbu putar ini makin mendekati arah
aliran udara dan menjadi nol ketika arah sumbu putar ini sejajar dengan arah
aliran udara. Pada tendangan bebas (free kick), bola yang bergerak dengan
kecepatan 110 km/jam dan berotasi dengan 10 putaran tiap detiknya, dapat
menyimpang lebih dari 4 meter, cukup membuat penjaga gawang kebingungan. Jika
kita perhatikan lebih jauh lagi, yang membuat tendangan Beckham lebih
spektakular adalah efek lengkungan tajam di dekat akhir lintasan bola.
Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat kiper-kiper terperangah
karena bola berbelok begitu cepat dengan tiba-tiba. Apa yang menyebabkan ini?
Peneliti dari Inggris, Peter Bearman mengatakan bahwa efek magnus akan mengecil
jika kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi untuk
mendapat efek magnus yang besar, seorang harus membuat bola berputar sangat
cepat tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham menendang
bola secara keras dengan sisi sepatunya sehingga bola dapat berotasi cepat
sekali, bola melambung dan mulai membelok akibat adanya efek magnus. Gesekan
bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan bola berkurang).
Jika rotasi bola tidak banyak berubah, maka pengurangan kecepatan dapat
menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola melengkung lebih tajam,
masuk gawang, membuat penonton terpesona dan berdecak kagum. Menyundul
Menyundul merupakan bagian penting dalam permainan sepakbola. Banyak gol
diciptakan melalui sundulan kepala. Pada pertandingan pertamanya di piala dunia
2002, Jerman mencukur gundul Arab Saudi 8-0. Hebatnya 3 gol Jerman ini dihasilkan
melalui sundulan kepala Miroslav Klose (hat-trick pertama dalam piala dunia
2002). Sundulan kepala juga telah menyelamatkan Inggris dari kekalahannya.
Menyundul tidak sesederhana orang bayangkan. Disini beberapa konsep fisika
memegang peranan penting. Seorang dapat menyundul bola dan mengarahkan pada
sasaran membutuhkan akurasi, daya dan pemanfaatan waktu yang baik, karena ini
melibatkan kecepatan dari bola yang datang dan koordinasi dari kepala dan
badan.
Gb. 5 menggambarkan bagaimana Klose menaklukan penjaga gawang Arab Saudi
melalui sundulannya. Kalau dilihat bagaimana Klose menyundul dan mengarahkan
bola, kemungkinan besar Klose tahu tentang hukum pemantulan (sudut datang bola
sama besar dengan sudut pantulnya). Otak Klose bekerja cepat memperkirakan
berapa besar gaya yang harus diberikan kepalanya pada bola dan kemana arahnya
agar bola dapat mengecoh kiper Al Daeyea.
Ada 2 posisi menyundul bola: 1) ditempat (berdiri atau melompat vertikal)
2) berlari sambil melompat menyambut bola. Pada posisi 2, bola akan bergerak
lebih cepat karena dalam hal ini bola mendapat tambahan momentum akibat gerakan
kita. Besarnya momentum yang diterima oleh bola sangat tergantung pada ke
elastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk
membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak
mungkin (badan melengkung), paha ditarik kebelakang dan lutut bengkok (Gb. 6).
Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-reaksi, pemain tidak terpelanting
atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola
menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih banyak energi dapat
diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi
kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola).
Waktu sentuh kepala dengan bola (23 milidetik) yang relatif lebih lama
dibandingkan waktu sentuh kaki ketika ia menendang bola (8 detik), memungkinkan
kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke arah yang kita inginkan.
Orang botak biasanya sering mendapat keuntungan dalam menyundul bola
(rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang
terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong
tidak bisa menyundul keras. Gol pertama Argentina diciptakan dari kepala
Gabriel Batistuta atau Batigol yang gondrong itu.
Tendangan pinalti
Kemenangan Brazil atas Turki pada pertandingan pertamanya di Piala Dunia
2002 ditentukan oleh eksekusi tendangan pinalti yang dilakukan pada jarak 11 m
dari gawang. Rivaldo tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia menyontek ke
sebelah kiri gawang yang dijaga oleh Rustu Recbar dan terjadilah goal.
Tendangan pinalti yang ditembakkan ke ujung-ujung gawang biasanya jarang
gagal. Seorang pemain sepakbola profesional dapat menendang bola dengan
kecepatan sekitar 30 meter per detik (108 km/jam).. Untuk mencapai ujung kanan
atas dibutuhkan waktu 0,45 detik sedangkan untuk ujung kanan bawah 0,38 detik.
Menurut perhitungan Sam Williamson, fisikawan yang bekerja di Center for
Neural Science New York, waktu reaksi terbaik dari seorang penjaga gawang
adalah 0,26 detik. Untuk bergerak menangkap bola, sang penjaga gawang
membutuhkan waktu tambahan untuk pengiriman sinyal dari otak ke otot. Itu
sebabnya sukar bagi penjaga gawang untuk menangkap bola yang bergerak cepat
itu. Untuk melatih reaksi yang cepat dan tepat dibutuhkan latihan yang panjang
dan pengalaman yang cukup. Itu sebabnya para kiper atau penjaga gawang dalam
piala dunia ini rata-rata lebih tua dibandingkan pemain lainnya.
Tendangan pinalti berbeda dengan tendangan bebas. Pada tendangan pinalti
bola tidak perlu ditendang terlalu keras. Yang penting adalah berusaha
memasukkan bola ke pojok-pojok gawang atau mengecoh penjaga gawang. Memang
menendang bola ke pojok-pojok gawang tidak terlalu mudah. Si penendang harus
memperhatikan arah angin, rotasi dan kecepatan bola. Bola yang berotasi terlalu
cepat dapat menimbulkan efek magnus yang akan menyimpangkan bola. Bola yang
terlalu cepatpun dapat menimbulkan masalah karena dapat menimbulkan turbulens
udara yang mengakibatkan bola menyimpang. Menurut penelitian, tendangan yang
paling efektif adalah tendangan dengan kekuatan 75 % sampai 80 % dari kekuatan
maksimum (kecepatan bola sekitar 80 km/jam). Pada kecepatan ini penjaga gawang
sulit menangkap bola dan kemungkinan terjadinya gol lebih besar dibandingkan
dengan tendangan dengan kekuatan penuh.
Bicara sepakbola dengan fisika, sangat mengasyikan dan tak ada habisnya.
Gerakan parabola, tendangan pisang, gerakan menyundul dan tendangan pinalti yang
kita bahas diatas hanya sebagian dari asyiknya fisika dalam sepakbola. Di arena
piala dunia 2002 ini kita bisa menikmati lebih banyak lagi bagaimana asyiknya
fisika diterapkan dalam sepakbola. Coba saja perhatikan bagaimana kiper Nigeria
memanfaatkan hukum pemantulan untuk menepis tendangan-tendangan maut dari para
pemain Argentina. Atau perhatikan bagaimana Vieri menggunakan konsep
keseimbangan ketika menghentikan bola dengan tubuh atau kakinya. Atau juga
bagaimana Klose menggunakan konsep momentum, tumbukan dan momentum sudut yang
tepat untuk menggerakan kepalanya dan menyundul bola ke gawang musuh. Atau
bagaimana Hasan sas dengan menggunakan keseimbangan yang sempurna melakukan
tendangan voli yang indah dan memasukkan bola ke gawang Brazil. Itu baru sebagian.
Kita masih akan disuguhkan dengan banyak atraksi-atraksi lainnya yang membuat
kita terkagum-kagum. Kita akan melihat bagaimana Batistuta, Zidane dan Hwang
menggunakan perhitungan fisika (besar kecepatan, besar gaya dan arah ) untuk
memasukkan bola ke gawang lawannya. Kita juga akan menyaksikan Rivaldo dan para
eksekutor lain mengkombinasikan fisika dengan kecerdikan untuk menaklukan
kiper-kiper terbaik dunia. Dan tentu saja kita akan saksikan bagaimana Beckham
atau Roberto Carlos memanfaatkan efek magnus dalam melakukan tendangan
pisangnya. Akhirnya selamat menikmati piala dunia dan selamat menikmati fisika
dalam sepakbola.
No comments:
Post a Comment