Albert Einstein: Genius Pembuka Tabir Misteri Alam
Pengasuh ManDiri
Sinar Harapan
Pengasuh ManDiri
Sinar Harapan
Telah diterbitkan di Sinar Harapan
(3 Februari 2002)
Manusia bumi abad 20 lalu yang
paling besar jasanya bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat
manusia mungkin adalah Albert Einstein (AE). Dengan teori relativitasnya - baik
teori relativitas umum dan teori relativitas khusus - berikut rumus matematisnya
yang dahsyat itu: E = mc2, AE telah berhasil menjawab
fenomena-fenomena alam yang belum mampu dijawab oleh teori fisika yang
dihasilkan oleh pendahulunya, Isaac Newton dan kawan-kawan.
AE dilahirkan pada hari Jumat
tanggal 14 Maret 1879 di kota Ulm, sebuah kota makmur di selatan Jerman,
sebagai putera pertama dan satu-satunya putera dari pasangan Hermann Einstein
dan Pauline Koch. Tahun 1880, keluarganya pindah ke Munich dan di kota ini ayah
dan pamannya membuka toko kimia elektro. AE tumbuh menjadi anak yang sehat dan
kuat, tergolong anak yang pendiam, agak penyendiri, gemar membaca - sejak kecil
AE gemar melahap buku-buku yang tergolong "serius dan berat" -,
mendengarkan musik, dan tidak menyukai olahraga yang penuh aturan. Wataknya
yang keras membuat AE lebih banyak belajar sendiri di rumah atau di
laboratorium pribadinya. AE juga menyukai kegiatan berlayar - yang membuatnya
merasa tenang dengan menikmati alam - dan pandai memainkan biola. AE merupakan
pasangan duet yang hebat dengan ibunya yang pandai memainkan piano.
Minat dan kecintaannya pada fisika
dimulai pada saat ia berusia lima tahun. Saat ia terbaring lemah di tempat
tidur akibat penyakit yang dideritanya, ayahnya memberikan hadiah sebuah
kompas. Kebesaran dan keagungan alam semesta yang terefleksi dalam sebuah
kompas mempesonanya dan membulatkan tekadnya untuk menguak segala tabir misteri
yang berada di balik segala fenomena alam.
Walaupun tidak begitu menyukai
kegiatan di bangku sekolah, AE tetap mampu berprestasi dengan sangat baik,
menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1900. Setelah dua tahun menganggur, akhirnya
AE memperoleh pekerjaan di kantor paten di Swiss. Sambil menekuni kesibukannya
di kantor paten - bahkan pernah ia dinobatkan sebagai Best Employer oleh
atasannya - AE tidak pernah melupakan janji kepada dirinya sendiri untuk
berkarir di bidang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya fisika.
Tahun 1905, terbitlah empat
tulisannya tentang teori relativitas dalam majalah sains Annalen der Physik.
Tulisannya ini mengundang banyak kontroversi dan perdebatan di antara para
ilmuwan ternama saat itu. Salah satu tulisannya tersebut diselesaikannya dalam
lima minggu setelah mengendap dalam pikirannya sejak AE berusia 16 tahun! Bukan
main! Tahun 1909, AE diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun
1915, AE menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas
kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun
1921 di bidang ilmu fisika. AE juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan
menyatu. Tahun 1933, AE beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena
khawatir kegiatan ilmiahnya - baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti -
terganggu. Tahun 1941, ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika
Serikat. Karena ketenaran dan ketulusannya dalam membantu orang lain yang
kesulitan, AE ditawari menjadi presiden Israel yang kedua. Namun jabatan ini
ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai kompetensi di bidang itu. Akhirnya
pada tanggal 18 April 1955, AE meninggal dunia dengan meninggalkan karya besar
yang telah mengubah sejarah dunia. Kendati begitu, AE sempat menangis pilu
dalam hati karena karya besarnya - teori relativitas umum dan khusus -
digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan
di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung.
Teori relativitas umum pada dasarnya
berbicara tentang ruang alam semesta yang melengkung. Hal ini dibuktikan oleh
dua orang ilmuwan yang penasaran melalui foto cahaya bintang yang menyimpang
dari yang seharusnya. Teori relativitas khusus berbicara tentang hukum fisika
berlaku sama untuk semua pengamat selama mereka bergerak dengan kecepatan
konstan pada arah yang tetap. Hal ini dapat kita buktikan sendiri. Misalnya
kita berdiri di peron dan melihat seseorang menggigit rotinya dua kali di dalam
gerbong kereta Bagi kita yang ada di peron, kita mengatakan bahwa ia menggigit
rotinya di dua tempat yang berbeda. Namun bagi orang-orang yang ada di dalam
gerbong kereta, mereka mengatakan bahwa orang tersebut menggigit rotinya di
tempat yang sama alias tidak berpindah tempat. Nah, di sinilah relativitas itu
bekerja.
Mengenai hal ini AE pernah
berkelakar. Jika kita duduk di atas panci panas selama satu menit saja, kita
akan merasakannya seperti satu jam. Namun, jika kita duduk bersama dengan orang
yang kita cintai selama satu jam, kita akan merasakannya seperti satu menit
saja.
AE meninggalkan sebuah wasiat bagi
para generasi penerus yang ingin mengikuti jejaknya. Pesannya: ?Persyaratan
paling penting bagi orang yang ingin menjadi seperti saya adalah mawas diri
dalam hal APA yang dipikirkannya serta BAGAIMANA ia berpikir, bukan dalam hal
apa yang dikerjakannya atau dialaminya?. Inilah pesan yang sangat berharga bagi
kita semua.
Melalui tulisan ini juga kami
pengasuh ManDiri ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai
tuan rumah Olimpiade Fisika Internasional dan selamat berjuang kepada adik-adik
siswa SMU dan pengurus Tim Olimpiade Fisika Indonesia (http://www.tofi.or.id)
yang akan mengikuti Olimpiade Fisika Internasional di Bali tanggal 24-31 Juli
2002.
Bagi semua pembaca ManDiri,
mudah-mudahan kita mampu menyerap serta mengamalkan segala pelajaran berharga
yang tersirat dalam kisah singkat kehidupan AE di atas dalam kehidupan kita
serta menularkannya kepada orang lain. Dengan demikian akan tercipta generasi
penerus yang lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment