Hati dan Layar

Puisi ini hanya sekeder puisi tanpa diksi
mencoba menuliskan isi dari hati
kala tak ada lagi yang dapat mendengrkan jeritan hati
layar ini menjadi saksi atas kesakitan hati yang saat ini ku alami

Tangisankhu
keluhanku
kepedihan hatiku
kutuangkan dihadapanmhu
Layar kecilku

(Reply by Syam)
puisi ini hanyalah biasa
hanyalah sederet kata
hanyalah  reaksi dari sebuah puisi tanpa diksi
mencoba beraksi dari sebuah aksi jeritan dari balik layar
jeritan tanpa suara yang mengiris gelap.

Tangisanmu
keluhanmu
kepedihan hatimu
tuangkanlah pada sahabatmu,

Puisi ini hanyalah jawaban dari reaksi puisi tanpa diksi
Pernah khu coba menuangkan tangisan,keluhan dan kepedihan hati ini
Pada sosok yang dijuluki dengan sahabat

Mereka hanya bisa menertawakan isi hati yang bereaksi
Aksi mereka semakin menyudutkan hati
Sudutan itu membuat hati ini memilih layar kecil ini

Untuk menuangkan reaksi
Hati selalu setia menuliskan reaksinya dihadapan layar ini
Hati ini pun ikut seribu membisu
Dan enggan berbalik menuangkan ceritanya pada sosok yang menyudutkan hati

(Reply by Syam)
Kata kembali berderet membentuk untaian kalimat
Kalimat yang mereka sebut puisi.

Sahabat yang menertawakan dan menyudutkan
Apakah layak disebut sahabat?
Tanya hati…
Mensahabatkan jiwa dengan layar
Hati mati tanpa reaksi.

Hati yang seribu membisu
Layar yang sejuta membisu
Hanya akan menambah gunda
Hanya akan menambah gulana
Puisi yg saya reply di atas miliknya Abang  Dedy
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Posts

Halaman